Seberapa penting mengajak dialog anak didik kita ?

Mengajak dialog antara guru dan murid adalah pendekatan yang menempatkan komunikasi terbuka dan interaksi aktif di pusat proses pembelajaran. Konsep ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, di mana murid merasa dihargai dan didengarkan.

Berikut adalah beberapa poin penting dalam konsep ini:

  1. Menghargai Pendapat Murid: Guru memberikan ruang bagi murid untuk mengemukakan pendapat, ide, atau pertanyaan mereka. Ini tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri murid, tetapi juga membuat mereka merasa dihargai sebagai individu yang memiliki pandangan unik.
  2. Meningkatkan Keterlibatan Aktif: Dengan mengajak dialog, guru dapat mendorong murid untuk lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analitis.
  3. Memfasilitasi Pemahaman yang Lebih Mendalam: Dialog memungkinkan guru untuk mengeksplorasi pemahaman murid secara lebih mendalam. Guru dapat mengidentifikasi kesalahpahaman atau kesenjangan pengetahuan dan membantu murid untuk memperbaikinya.
  4. Membangun Hubungan yang Kuat: Melalui dialog, hubungan antara guru dan murid menjadi lebih erat dan saling percaya. Murid merasa lebih nyaman untuk berbagi pemikiran mereka dan lebih terbuka terhadap bimbingan.
  5. Mendorong Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Guru dapat menggunakan dialog untuk mendorong murid untuk bertanya dan mengeksplorasi topik secara lebih mendalam, memfasilitasi pembelajaran yang berbasis inkuiri di mana murid aktif mencari jawaban dan solusi.
  6. Mengembangkan Keterampilan Komunikasi: Dialog antara guru dan murid juga berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan komunikasi murid, termasuk kemampuan berbicara di depan umum, mendengarkan dengan saksama, dan merespon secara konstruktif.

             Dalam prakteknya, mengajak dialog berarti guru lebih banyak bertanya daripada memberi pernyataan, lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, dan menciptakan suasana kelas yang interaktif, kolaboratif, dan saling menghormati.

            Hal ini yang pernah di ajarkan oleh Nabi Ibrahim kepada kita. {Dia berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?”} Meskipun Nabi Ibrahim ‘alaihissalam menerima perintah untuk menyembelih dari Allah SWT, dia tetap berkonsultasi dengan anaknya yang masih kecil dan meminta pendapatnya dengan berkata, “Bagaimana pendapatmu?” Ini adalah sebuah pelajaran penting dalam pendidikan bahwa kita seharusnya berdialog dengan anak-anak kita bahkan dalam hal-hal yang sudah ditetapkan dan diperintahkan oleh Allah. Karena anak-anak, terutama pada masa remaja, melihat dialog sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan, dan mereka tidak menyukai paksaan atau pemaksaan.